Blogger news

Senin, 17 Oktober 2011

“cinta? Tau ah, gelap…”

“cinta? Tau ah, gelap…”
            Mendadak malam ini terasa sangat kelam, sungguh! Baru beberapa menit yang lalu ku berucap malam ini sangat indah, tapi itu semua berubah sangat cepat! Entah khabar buruk atau mengecewakan ini, atau juga membahagiakan, aku sungguh tidak tahu membedakannya untuk saat ini.
            Dia juga mendekati teman ku! Dia, cowok yang sedang mendekati ku,kini juga mendekati teman baik ku pula? Ada apa ini?sungguh, banyak asumsi yang berperang di benak ku kini!sebenarnya apa yang kurasa? Huft, membingungkan!
            “jangan salahkan cowok kalau dia mulai menjauhi mu, fa. Gak ada cowok yang mau di gituin!”
            Mendadak perkataan sely beberapa hari yang lalu singgah di benak ku. Memang nya aku ini kenapa?bukan kah aku biasa-biasa saja, aku bukan orang yang begitu menonjolkan diri, karna ku merasa gak ada hal yang harus aku tonjolkan. Dengan semua hal yang biasa ini, jadi apa yang salah dengan ku? Pikir ku serius
            Sudah lah, lebih baik aku tidur, mengistirahatkan badan ku yang letih. Untuk apa di pikirkan masalah sepele seperti ini, karna aku sudah cukup lelah dengan masalah organisasi ku yang kacau balau, bisa-bisa aku jadi gila jika diteruskan memikirkan masalah ini.
            Baru sesaat aku membaringkan tubuhku di kasur ku yang empuk, tiba-tiba sebuah getaran kembali membangunkan, aku mencoba menggapai-gapai HP ku yang kutaruh entah di mana, rasa nya di bawah bantal, pikirku. Aku bangkit dari tidur ku, ku lihat nama yang tertera di layar ponsel ku
            “dia lagi!” desah ku kesal. Langsung saja aku membuka penutup HP ku dan mencopot baterai HP ku, dan kembali melanjutkan tidur ku. Setengah jam berlalu begitu saja, tapi mata ini sama sekali tidak mau di ajak kompromi dengan tubuhku yang benar-benar sudah letih.
            Aku bangkit dengan kesal “apa karna masalah sepele ini aku gak bisa tidur? Bodoh!” ucap ku kesal pada diri ku sendiri. Tapi kenapa aku begitu kecewa? Sungguh, sama sekali tak pernah terbayangkan oleh ku teman ku bisa mengkhianati ku!
            “fa, ganteng banget, kalem-kalem gimana gitu” ucap Lala kemarin sore, ketika kami sedang asyik menghabiskan waktu di warnet
            “ganteng? Biasa aja” ucap ku, memperhatikan wajah Diur di foto profil facebook nya. Kulihat Lala masih memperhatikan foto Diur
            Aku menegakkan kepala ku “oh itu rupa nya” pikir ku. Seperti nya Lala benar-benar menyukai Diur, karna setelah aku melihatkan foto lelaki itu, Lala terus-terusan menanyakan tentang Diur pada ku
¤¤¤¤¤
            Pagi ini, aku berjalan tergesa-gesa keruangan D29 yang terasa sangat jauh entah sejak kapan, apa karena hari ini aku terlambat. Oh tidak, ini gawat! Bisa-bisa aku tidak diizinkan masuk oleh Pak Em, dosen yang sedang mengajar hari ini. Aku mengambil nafas panjang sebelum mengetuk pintu dan membuka nya, dan ku lihat Pak Em sedang mencatatkan sesuatu di papan tulis, jadi aku bisa berlalu kearah teman-teman ku, kebetulan ada satu bangku kosong di samping Sely
            “kok telat? Untung lo selamat kali ini” bisik Sely
            “telat bangun tadi, gw tidur kemaleman!” ucapku pelan sambil mengeluarkan buku catatan ku dan alat tulis. Sely hanya ber-Oh dan kembali melanjutkan mencatat apa yang di tuliskan Pak Em di papan tulis
            “ah, akhirnya!!!” ucap Sely sumringah setelah Pak Em meninggalkan ruangan. Aku hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah teman ku yang satu ini. Baru saja aku dan Sely hendak keluar, Lala dan Ica sudah masuk ke kelas ku dan tampa di beri aba-aba mereka sudah duduk di bangku di dekat ku
            Aku melihat Lala sekilas, wajah nya tampak ceria, apa karena itu? Pikir ku.
            “cuy, liatin Lala deh, mentang-mentang punya gebetan baru, senyum gak pernah ngilang tuh dari wajahnya” sindir Ica. Aku hanya tersenyum simpul
            Sely langsung mendekati Lala dengan pertanyan-pertanyaan yang sudah dapat kuduga, apalagi kalau bukan masalah si gebetan baru. Dan benar saja, beberapa pertanyaan langsung di tanyakan nya pada Lala, aku tidak begitu ikut serta dengan hobi kaum wanita biasa nya ini, bergossip ria! Karena tampa mereka sadari, aku sangat mengenal si aktor yang tengah jadi bahan obrolan mereka. Diur, gebetan baru ku pula!  
            “cuy, gue duluan ya” ucap ku pamit pulang duluan
            Mereka hanya mengangguk sambil terus bergossip, mendengarkan cerita Lala yang tadi malam baru habis telphone-telphonan dengan Diur. Apa aku kecewa? Oh tidak…
            Ditengah lamunan ku di atas angkot, sebuah getaran kembali membangunkan ku. Kulihat nama yang tertera di layar HP ku, dia lagi! Desah ku enggan menjawab panggilan si penelphon. Setelah panggilan itu berhenti, kembali HP ku bergetar, tetap dengan nama yang sama dengan tadi. Orang yang duduk disampingku melihat sekilas pada ku. Kenapa tidak diangkat, berisik tau! Mungkin itu yang ada di pikirannya. Jadi kuputuskan untuk mengangkat nya
            “ada apa” sembur ku tampa basa-basi
            “kok judes sih? Aku ganggu kamu ya?” tanya si penelphon
            “iya, aku matiin ya!” ucap ku
            “tunggu, aku sekarang di simpang rumah mu, aku tunggu kamu disini!” ucapnya lalu memutuskan panggilan. Aku mendelik kesal, dia yang nelphon dia juga yang matiin panggilan? dasar semena-mena!
            Baru saja aku berbalik hendak menyebrangi jalan, sebuah suara terdengar memanggil nama ku. Ku mencari sumber suara, ku lihat Diur sudah berdiri di samping motor gede nya. Mau tidak mau aku mendekati nya, karena aku sudah tidak bisa menghindar dari nya lagi. Dan lagi pula, aku sudah capek juga mencoba terus menghindar dari nya. Jadi kuputuskan untuk siap bertempur dengan perasaan ku yang galau
            “ada apa?” tanya ku to the point. Sontak saja senyuman manis nya tadi musnah tampa sisa dari wajah nya
            “bingung aku sama kamu, kamu gak mikirin perasaan aku ya?” ucap nya
            Aku mengernyitkan dahi “bingung kenapa? Mikirin perasaan kamu apa nya. Jelas-jelas deh ngomong nya” ucap ku tak mau kalah
            Diur duduk di jok motor nya “kadang aku capek sama kamu, jelas-jelas kamu tahu aku ngejar-ngejar kamu, kamu tahu dong apa arti nya. Tapi kenapa kamu terus aja bersikap cuek sama aku” jelasnya
            “mank apa artinya?” ucapku belagak bloon
            Dia kembali berdiri di hadapan ku “tuh kan, terus aja bersikap bodoh. Kalau sikap kamu kayak gini terus, percaya deh, gak ada cowok yang tahan ngadepin kamu” jelasnya lagi
            “bodoh? Enak banget kamu ngatain anak orang bodoh! Apa hak kamu!” ucap ku kesal
            Diur tampak kelabakan dengan ucapan ku barusan “maaf, bukan itu maksud aku. Habis nya kamu sih, cuek banget!” ucap nya
            Aku mengambil nafas panjang “aku tahu kamu hanya main-main kan sama aku, jadi mending kamu fokus aja sama dia, aku gak masalah kok kamu sama dia, lagian kalian cocok kok” tandas ku
            Diur tampak benar-benar kebingungan “maksud kamu apaan sih? Dia siapa lagi?” ucapnya bingung
            “Lala itu teman aku!” ucap ku singkat
            Diur hanya ber-Oh, aku kesal melihat tanggapannya barusan
            “oh?” gumam ku kesal
            “Lala itu teman kamu rupa nya, lalu kenapa? Aku gak ada hubungan apa-apa kok sama dia, kami aja baru kenal beberapa hari yang lalu, ngawur deh kamu!” terang nya dengan santai
            “tapi Lala suka sama kamu!” ucap ku. Diur tampak sedikit kaget
            “suka apa nya, gak mungkin lah!” ucap nya
            “terserah deh percaya apa enggak, kenapa kamu gak sekalian aja suka sama dia, orang nya baik kok, manis pula. Apa perlu aku comblangin?” ucap ku
            Wajah Diur langsung berubah masam “gampang banget ya kamu ngomong gitu!” ucapnya dengan guratan wajah yang sulit untuk di gambarkan
            Aku menatapnya “sebanarnya apa yang kamu harapin dari aku? Aku gak cantik, gak modis, culun lagi. Jadi apa nya yang kamu liat dari aku” tanya ku serius
            “itu penilaian kamu terhadap diri kamu sendiri?” tanya nya balik
            “iya” jawab ku “karna gak ada hal yang menonjol dari aku, jadi apa yang harus aku banggakan dari diri aku sendiri” sambung ku
            “banyak hal yang sebenarnya bisa kamu banggakan dari diri kamu sendiri, tapi kamu selalu saja membandingkan kelebihan orang-orang dengan kekurangan kamu, ya jelas kamu gak percaya diri” jelas nya
            Aku terdiam mendengar nya “aku memang begini orang nya” gumam ku
            Diur tampak kesal dengan ku “apa hanya itu yang bisa kamu katakan?” ucapnya
            “terserah deh, ya udah aku pulang duluan” ucap ku
¤¤¤¤¤
            Dan lagi, malam ini aku tidak bisa tidur. Kata-kata Diur tadi sore menggema di benakku. Aku terus memikirkannya, apa aku memang seperti yang ia katakan?
            Hari berlalu begitu saja, tak terasa sudah memasuki bulan november, dan besok adalah hari dimana aku dan teman sejurusan ku pergi melaksanakan kemah bakti. Lega rasa nya, setelah sebulan lebih aku dan panitia lainnya berkutat dengan masalah persiapan kemah bakti ini.
            Aku menghampiri Sely yang sibuk memberi pengarahan pada mahasiswa angkatan 2011, selaku peserta acara kemah bakti kali ini
            “sel, gue pamit kesana bentar ya” ucap ku lalu berlalu pergi. Sely kembali melanjutkan memberi pengarahan
            Aku melangkah kebangku taman, seseorang telah menunggu ku disana “ada apa kemari?” tanya ku langsung. Diur membalikkan badan
            “lama gak ketemu, gimana khabar kamu, fa?”tanya nya ramah. Tak lupa seumbar senyuman manis terlukis di wajahnya yang bersih
            “baik, oh ya aku mesti balik nih. Gak enak sama panitia lainnya, ntar aja ya kamu telphone aku” ucap ku. Tampak guratan kecewa di wajah Diur, jujur aku merasa gak enak juga sih
            “sibuk banget ya?” ucapnya lirih
            Aku hanya mengangguk “aku panggilin Lala deh biar bisa temanin kamu disini”ucapku langsung pergi menghampiri Lala yang lagi bersama Sely
            Diur hanya diam
            Aku terus berkoar-koar di depan perseta agar mempersiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan. Tak lupa, aku juga membacakan semua peraturan yang harus ditaati baik bagi peserta maupun panitia selama acara berlangsung. Setelah semua jelas, aku beristirahat sebentar sambil memberikan TOA pada ketua pelaksana, Beny selaku ketua pelaksana pun mengambil alih peran ku sebelumnya
            Aku melirik sekilas kearah bangku taman, Lala begitu asyik bercengkrama dengan Diur. Segitu asyiknya ya? Pikir ku. Ahk, peduli amat!
           ¤¤¤¤¤
            “periksa perlengkapan kalian masin-masing, jangan sampai ada yang ketinggalan” perintah ku setelah sampai di kampus
            Satu persatu peserta turun dari bis, dan mulai disibukkan dengan memeriksa barang bawaannya kemarin. Aku turun dari bis “I’am coming campuss” teriak ku dalam hati. Senang rasa nya sudah kembali, dan yang panting, acara berlangsung sukses!
            “akh, capek banget” keluh Sely
            Aku tertawa tapi kasihan juga melihat Sely, karena selama acara dia tidak bisa tidur dengan nyaman. Liat aja, mata nya sudah seperti mata panda
            “semangat buk! Gak kapok kan?” ucap ku menyemangati. Sely langsung menggelengkan kepala nya
            “enggak dunk” ucap nya kembali semangat
            Tiba-tiba Lala menghampiri ku dan mengajakku untuk kesuatu tempat, rupanya ke taman. Dan ku lihat, disana juga ada Diur. Ngapain lagi nih? Pikir ku bingung
            “kenapa?” tanya ku heran
            Kedua nya hanya diam, lalu Lala bangkit dari duduk nya dan mendekati ku “aku ke sana bentar, ya” pamitnya meninggalkan aku berdua dengan Diur
            “gimana khabar mu, fa?” tanya Diur memulai pembicaraan setelah beberapa saat kami hanya diam mematung
            “seperti yang kamu liat sekarang, baik” ucap ku. Diur hanya ber-Oh
            “kamu?” tanya ku balik. “baik” jawab nya. Kami kembali diam, tak tahu harus berbicara apa, canggung juga rasa nya hanya berdua, karena sudah beberapa hari ini aku sudah tidak pernah lagi berhubungan dengannya
            “kamu benar, fa!” ucap Diur tiba-tiba. Aku menoleh bingung “ benar apa nya?” tanya ku
            Diur menatap ku balik “soal Lala yang suka sama aku, dia udah ngungkapinnya kemarin” jelas Diur
            Aku mengangguk mengerti “lalu kamu nya gimana?” tanya ku
            Raut wajah Diur seketika berubah, sulit diterka apa yang sedang di pikirkannya
            “kamu masih tanya gimana perasaan aku?” tanya nya lirih. Aku mengangguk
            “tega banget kamu ya, fa!” ucap nya “kamu tahu jelas gimana perasaan aku, tapi kamu masih tanya bagaimana?” ucap nya lagi
            “aku gak tahu, Diur” ucap ku “aku benar-benar gak tahu! Aku bingung dengan semua ini. Kenapa kamu tidak mencoba untuk menyukai Lala? Lala pasti lebih baik dari aku, percaya deh” ucap ku
            Dan sumpah, guratan di wajah Diur membingungkan, sulit untuk di baca. Apa dia kecewa? Seperti nya iya. Karna aku melihat, mata nya berkilauan dan sedikit basah, tapi ia masih mencoba untuk tersenyum
            Diur tampak pasrah akan kebodohan ku, dia sudah tidak banyak bicara lagi. Dan untung saja Lala sudah kembali, menyelamatkan ku dari kondisi super duper canggung ini. Apa aku salah? Jelas aku tahu bagaimana perasaan Diur sekarang, mengenai siapa yang berada di hati nya kini, tapi kenapa rasa nya aku tidak dapat mengerti tentang semua ini. Kenapa aku begitu kolot tentang cinta? Kenapa Diur bisa menyukai ku? Kenapa dia lebih memilih ku ketimbang Lala yang jika di lihat dari fisik menang dari ku. Apa yang dilihat Diur dari ku? Dan, apa benar Diur tulus menyukai ku???
            Tuhan, kenapa aku begitu kolot???

           

About

Labels

 

Qniek_girls | Designed by www.rindastemplates.com | Layout by Digi Scrap Kits | Author by Your Name :)